Hadiri HPN 2020, Inilah Pengakuan Jokowi Soal Kedekatannya Dengan Pers

BANJARBARU – Demi dapat berhadir pada Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020 di Kalimantan Selatan, presiden Joko Widodo rela memajukan jadwal kedatangannya pada Sabtu (8/2) dari jadwal sebelumnya pada Minggu (9/2). Karena pada tanggal yang dijadwalkan itu, presiden harus berangkat ke Canberra Australia, dalam rangka Annual Leaders Meeting VIII pada 9 – 10 Februari 2020. Ini juga merupakan kunjungan balasan, setelah sebelumnya Perdana Menteri Australia Scott Morrison, melakukan kunjungan serupa ke Indonesia pada 2018 lalu. Jika dipikir-pikir, presiden dapat saja melewatkan jadwal kehadirannya pada HPN di Kalimantan Selatan. Namun itu tidak dilakukannya. Mengapa?

“Saya pernah tidak hadir pada HPN, dan saya kapok. Karena itu, sepadat apapun jadwal saya, akan saya sempatkan untuk hadir pada HPN. Termasuk ke Kalimantan Selatan ini, saya seharusnya berangkat ke Canberra pagi ini (Sabtu), tapi saya belok ke sini dulu untuk menghadiri HPN di Banjarbaru,” papar presiden Joko Widodo dalam pidatonya saat peringatan HPN di halaman setdaprov Kalsel pada Sabtu (8/2).

Lebih lanjut Jokowi menceritakan pula kedekatannya dengan wartawan atau insan pers, di hadapan para tamu undangan yang berhadir pada HPN 2020 di Banjarbaru. Diantaranya adalah sejumlah duta besar negara sahabat, menteri kabinet Indonesia Maju, ketua MPR RI, ketua DPR RI, Gubernur Kalimantan Selatan, ketua PWI dan juga ketua Dewan Pers, serta sejumlah kepala daerah dari provinsi di Indonesia.

“Pers itu adalah teman saya, karena kemanapun saya pergi, pers selalu mengikuti. Para menteri saja, kadang tidak selalu mengikuti saya, tapi pers selalu ada. Walaupun pertanyaan mereka kadang membuat saya gugup dan gagap. Hubungan kami ini bukan benci tapi rindu, akan tetapi dirindukan dan selalu dihati”, urai presiden yang disambut tepuk tangan dari para wartawan seluruh Indonesia yang berhadir di halaman setdaprov Kalsel.

Pada dasarnya, menurut Jokowi, Ia berterima kasih kepada para insan pers, yang selama lima tahun terakhir ini, sudah memberitakan pembangunan di Indonesia dengan secara berimbang. Ia berharap, hal ini terus dilanjutkan dan juga menghindari hoax serta informasi yang keliru. (RIW/RDM/RHD)

Sumber : abdipersadafm